WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Iqbal Ramadhan (28), anak dari pedangdut senior Machica Mochtar akhirnya dilepaskan usai diamankan di Polda Metro Jaya.
Iqbal diamankan saat aksi demonstrasi atau unjuk rasa revisi Undang-Undang Pilkada yang berakhir ricuh di gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).
Baca juga: Sudah Bertemu Iqbal Ramadhan di Kantor Polisi, Machica Mochtar Sebut Ada Luka Dalam di Tubuh Anaknya
Kronologi penangkapannya bermula saat kericuhan pecah di sisi kanan gedung DPR hingga pagar dijebol sekira pukul 15.00 WIB.
Ia lantas mencoba melihat dari dekat ketika pagar tersebut berhasil dijebol massa lantaran dirinya berpikir ada rekannya yang masuk ke dalam halaman Gedung DPR.
“Waktu saya baru banget loncat ke dalam pelataran gedung DPR itu, tiba-tiba ada lemparan batu. Saya mengamankan diri ke arah kiri,” ujar Iqbal, kepada wartawan.
“Saya berpikir jika saat lempar-lemparan batu, saya berpikir enggak mungkin saya kabur lagi ke arah situ (massa), pasti kena kepala saya sama batu,” lanjut dia.
Baca juga: Hidung Anak Patah Saat Demo di DPR/MPR RI, Machica Mochtar Bakal Lakukan Visum
Iqbal lantas berinisiatif mendatangi salah satu aparat yang tak berseragam untuk meminta bantuan dengan harapan dapat dibantu keluar dari halaman gedung DPR.
“Saya bilang ‘Pak, tolongin saya, saya mau keluar, saya takut lemparan batu’. Aparat itu bilang ‘Sudah, enggak apa-apa, kamu jalan saja’. Terus saya sampaikanlah ‘pak, saya mendingan di sini daripada saya ke sana, takutnya kena lemparan batu, salah sasaran’,” katanya.
“Di saat yang bersamaan, saya melihat teman saya yang saya kira perawakannya dia, itu lagi diamankan, disuruh jongkok, lagi ada intimidasi lah,” sambung Iqbal.
Ia yang merupakan asisten pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta ini didatangi kembali aparat dan diminta untuk jongkok.
Machica Mochtar usak menjenguk putranya, Iqbal Ramadhan, yang ditangkap polisi saat aksi demo mahasiswa di DPR, Kamis (22/8/2024), menolak pengesahan revisi UU Pilkada. (Warta Kota/Ramadhan L Q)
Tak sampai di sana, Iqbal juga diminta untuk membuka celana panjang yang dikenakannya pada saat demo.
“Saya diminta ‘buka celana’. Sampai akhirnya, ada yang menarik saya dari belakang rambut saya dengan kencang. Menjambak, saya menduga itu dari TNI AD, pakai pentungan, baju loreng. Terus kepala saya sempat dipukul pakai pentungan sama si baju loreng,” tutur dia.
“Terus kepala saya sempat dipukul, habis itu kuping saya ditonjok satu kali. Ya saya bilang ‘jangan pakai kekerasan dong!’. Tidak lama berselang, kakinya ke muka saya (ditendang). Iya, saya dengan kondisi lepas celana. Terus saya bilang ‘pak, sakit pak’,” lanjutnya.
Ia kemudian dibangunkan untuk mengikuti aparat tersebut di mana sepanjang perjalanan ke sebuah pos mendapatkan kekerasan.