WARTAKOTALIVE.COM — Sebagai praktisi dan pengusaha yang terjun langsung di climates change atau perubahan iklim, Eric Syafutra, menyampaikan upaya memerangi perubahan iklim dan mencapai tujuan keberlanjutan.
Dimana pasar kredit karbon mengalami pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Yakni dimana perusahaan-perusahaan di seluruh dunia akan semakin banyak berinvestasi dalam proyek pengurangan emisi.
Baca juga: Dukung Mitigasi Perubahan Iklim, Pelindo Tandantangani PKS Terkait Rehabilitasi Mangrove Nasional
“Sedangkan terkait lonjakan minat ini, justru muncul seiring dengan meningkatnya tekanan dari konsumen, investor dan badan regulasi untuk mengurangi jejak karbon mereka,” kata Eric Syafutra dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Menurutnya kredit karbon merupakan izin yang memungkinkan pemegangnya untuk mengeluarkan sejumlah tertentu karbon dioksida atau gas rumah kaca lainnya.
Satu kredit biasanya setara dengan satu ton CO2.
Baca juga: Implementasi FOLU Net Sink 2030, Langkah Bersama KLHK dan USDA Forest Service Atasi Perubahan Iklim
Perusahaan dapat memperoleh kredit ini dengan berinvestasi dalam proyek yang mengurangi emisi, seperti reforestasi, energi terbarukan, dan inisiatif efisiensi energi.
“Tentunya dengan membeli kredit karbon, bisnis dapat mengimbangi emisi mereka. Selain menunjukkan komitmen mereka terhadap tanggungjawab terhadap lingkungan,” katanya.
Menurut Eric berdasarkan laporan terbaru menunjukkan bahwa pasar kredit karbon global saat ini sudah bernilai USD$ 414,8 Miliar.
Lalu diproyeksikan mencapai USD$2,927 miliar pada tahun 2030, didorong oleh komitmen perusahaan yang semakin meningkat untuk mencapai emisi nol bersih dan penerapan regulasi lingkungan yang lebih ketat.
Perusahaan-perusahaan besar, termasuk raksasa teknologi dan perusahaan energi, kini aktif berpartisipasi dalam perdagangan kredit karbon sebagai bagian dari strategi keberlanjutan mereka.
“Investasi dalam kredit karbon atau Carbon Credit bukan hanya tentang kepatuhan. Hal ini tentang membangun masa depan yang berkelanjutan,” ucap Eric yang merupakan Chairman Winmar Holding sebuah perusahaan multinasional terkemuka.
Bukan hanya itu saja, menurut Eric pihaknya menyadari bahwa operasi mereka berdampak pada lingkungan.
“Dan kredit karbon memungkinkan untuk mengambil tanggung jawab sambil mendukung proyek yang benar-benar membuat perbedaan,” kata Eric sambil menyebutkan jargon perusahaan miliknya untuk climates change “Restore Our Worthy Earth“.