WARTAKOTALIVE.COM, SEMARANG UTARA – Jalan-jalan sore di Kota Semarang, Jawa Tengah paling enak ke kota lama karena di sana banyak gedung tua bersejarah peninggalan penjajah Belanda.
Lokasi bangunan bersejarah itu berada di di Jalan Letjen Suprapto Kecamatan Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah.
Banyak bangunan peninggalan Pemerintahan Belanda dikomersilkan atau disewa untuk dijadikan tempat kuliner dan perkantoran.
Salah satu rumah makan yang ada menggunakan bangunan tua di sana adalah Sego Bancakan Pawone Simbah.
Rumah makan tersebut setiap hari ramai dikunjungi oleh wasitawan lokal maupun para pekerja dan warga di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Konsep rumah makan ini mengusung tema tempo dulu dengan pernak pernik piring kaleng, teko, nampah beras, topi caping, kadang burung dan lainnya yang menggantung.
Rumah makan ini menggunakan sistem prasmanan di mana para pengunjung yang datang menyendok nasi, lauk dan mengambil minum sendiri.
Selain makanan berat, rumah makan ini juga ada jajannnya seperti kue kering dan lainnya termasuk cangkir ukiran corak hijau model jadul.
Conten Creator Sego Bancakan Pawone Simbah, Amar Taufiqul Fatah mengatakan, rumah makan tempatnya bekerja ada di Kota Semarang, Jawa Tengah sejak Desember 2022 lalu.
Baca juga: VIDEO Stasiun Semarang “Diserbu” Jutaan Penumpang Setiap Tahun, Ini Rahasianya!
Amar menjelaskan, Sego Bancakan artinya adalah nasi nasi selamatan yang diartikan olehnya sebagai nasi berkah.
Sedangkan, Amar membeberkan alasan mengusung konsep rumah makan dengan benda jadul agar suasana tempo dulu bisa dirasakan pengunjung.
Ia mengaku, di Kota Semarang merupakan cabang dan pusat dari Sego Bancakan Pawone Simbah berada di Batang, Kabupaten Pekalongan.
“Di Batang itu sudah berdiri sejak tahun 2019. Alhamdulillah sih, sebelumnya enggak terpikir bakal seramai ini,” ujarnya kepada Wart Kota, Rabu (7/8/2024).
Baca juga: Mantap, PT KAI Daop 4 Semarang Manjakan Penumpang, Bikin Jalur Kereta Bisa Melihat Pemandangan Laut
Awal buka, kata Amar, pemilik Sego Bancakan Pawone Simbah tidak menyewa seluruh bangunan. Namun karena ramainya pengunjung dan banyak permintaan diperluas, maka sang pemilik menyewa lantai 2 gedung tua nomor 22 secara keseluruhan.