SEMARANG, Lingkarjateng.id – Meski masuki musim hujan, permintaan akan bunga hias di Kabupaten Semarang terus meningkat untuk kebutuhan berbagai dekorasi acara di masyarakat.
Disampaikan langsung oleh salah satu pedagang bunga hias asal Bandungan Karsini, ia mengaku permintaan di masyarakat akan kebutuhan bunga hias meningkat di awal tahun ini.
“Yang beli banyak mbak, jadi permintaan bunga hiasnya meningkat, ada yang langsung beli disini ada yang pesannya lewat online. Jadi biasanya pengepul bunga hias ini pagi-pagi datang untuk membeli bunga hias dalam jumlah besar, nanti mereka jual lagi di masyarakat. Dan akhir-akhir ini pesannya banyak-banyak,” ungkapnya, Senin, 19 Februari 2024 saat ditemui di Sub Terminal Bandungan, Kabupaten Semarang.
Karsini juga menjelaskan, ada beberapa jenis bunga hias yang kerap laku di pasaran, karena seringnya digunakan sebagai dekorasi sebuah acara, seperti pernikahan, dan berbagai acara lainnya yang dibutuhkan dekorasi bunga hias untuk pemanis nuansa pada acara tersebut.
Ia juga menuturkan, bahwa di Bandungan untuk bunga krisan sendiri menjadi bunga paling banyak ditanam oleh petani bunga hias di Bandungan.
“Bunga krisan itu banyak ditanam di Desa Jetis dan Desa Candi di Bandungan sini, daerah itu pusatnya bunga krisan, banyak warna-warnanya yang bisa disesuaikan dengan nuansa acara di masyarakat,” lanjut Karsini.
Sementara itu, disampaikan oleh salah satu petani bunga krisan dari Desa Jetis, Kecamatan Bandungan Sunarno mengaku, ada banyak jenis bunga krisan yang ditanam oleh warga atau petani di Desa Jetis tersebut.
“Sebenarnya ada beragam jenis bunga yang ditanam di Desa Jetis, tapi memang paling banyak itu bunga krisan yang ditanam mayoritas warga atau petani bunga hias dari Desa Jetis ini,” ungkapnya.
Untuk harga bunga hias yang Karsini juga pun beragam harganya, mulai dari Rp 12.500 per tangkai, hingga ada yang dijual per ikat, seperti bunga krisan seikatnya dijual dikisaran harga Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu.
“Krisan ini jualnya per ikat, ada yang Rp 15 ribu, ada yang Rp 20 ribu, bahkan sampai Rp 30 ribu tergantung besar kecilnya bunga krisan itu dan warnanya. Semakin warnanya unik dan besar ukurannya semakin mahal. Dan ada juga bunga yang dijualnya per batang, seperti bunga sedap malam itu per batang dijual Rp 12.500 untuk per tangkai, kalau mawar per tangkai atau per batang, tapi untuk mawar bisa dijual per ikat, kalau per ikat mawar merah itu bisa sampai Rp 50 ribu,” katanya.
Sementara itu, disampaikan oleh salah satu petani bunga krisan dari Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, yakni Sunarno yang mengaku ada banyak jenis bunga krisan yang ditanam oleh warga atau petani di Desa Jetis tersebut.
“Sebenarnya beragam jenis bunganya yang ditanam di Desa Jetis oleh warga disini, tapi memang paling banyak itu bunga krisan yang ditanam mayoritas warga atau petani bunga hias dari Desa Jetis ini. Bahkan, saking banyaknya bunga krisan disini pernah dijadikan salah satu spot berswafoto, tapi karena pandemi, sekarang agak berkurang pengunjung di Desa Jetis ini,” ungkapnya kepada Lingkar.
Untuk perawatan tanaman bunga krisan sendiri, Sunarno menyampaikan bahwa bunga krisan bisa hidup subur di daerah dataran tinggi, dan salah satunya di Bandungan tersebut.
“Tanaman bunga krisan itu akan tumbuh subur di dataran tinggi, jadi harus daerah yang punya suhu udara dingin itu cocok untuk budidaya bunga krisan. Selain itu, faktor pencahayaan yang cukup akan sangat pengaruh pada perkembangan bunga krisan itu sendiri, lalu ditambah insektisida dan fungisida agar tidak gagal panen,” tandas Sunarno. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkarjateng.id)
Tags: BandunganBerita SemarangInfo SemarangSemarang Hari IniUngaran